Opinijogja.com, – 1 suro penanda masuknya tahun baru bagi masyarakat jawa, dan menjadi moment istimewa bagi masyarakat jawa yang masih menjunjung tradisi budaya. Yang mana dari momentum 1 suro ini dijadikan waktu untuk melakukan perenungan maupun pensucian jiwa dalam menjalani bulan-bulan selanjutnya.
Bagi masyarakat jawa malam 1 suro menjadi awal dalam melakukan ritual dalam prosesi pembersihan jiwa manusia. Baik melakukan semedi atau meditasi maupun melakukan ruwatan.
Seperti yang dilakukan oleh Susena Aji salah satu dalang ruwat yang sekaligus pengasuh rubrik spiritual di sebuah surat kabar ternama di Yogyakarta. Yang mana pada setiap 1 suro selalu melakukan ritual ruwatan bagi masyarakat jawa maupun non Jawa yang merasa memiliki kesulitan dalam kehidupannya.
Baca Juga : Jogja dalam Kenang Jokpin
Ki Susena Aji kepada Opinijogja.com mengatakan bahwa tradisi ruwatan ini sudah ada sejak dahulu kala yang mana nenek moyang orang jawa selalu menyambut bulan suro yang mana awal masuknya tahun baru dalam penanggalan jawa.
“Ruwatan ini bagian dari tradisi nenek moyang kita dalam membersihkan jiwa manusia yang mana dengan ruwatan kita bisa membersihkan jiwa baik dari sifat buruk yang berasal dari diri maupun dari luar,” kata Ki Susena Aji usai pelaksanaan ruwatan di rumahnya yang terletak di Kapanewon Semin, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta. Minggu, (7/7/2024).
Ki Susena Aji menjelaskan pada setiap masuknya 1 Suro dirinya melakukan ruwatan bagi masyarakat yang ingin di ruwat. Ia juga menjelaskan ruwatan yang dilakukannya adalah ruwatan sukerto, ruwatan buang sengkolo, dan juga ruwatan bumi.
Ki Susena Aji menambahkan untuk peserta ruwatan pada 1 suro 2024 ini di ikuti oleh ratusan peserta ruwatan baik di ikuti secara langsung maupun tidak langsung.
“Untuk peserta itu lebih dari ratusan ya mas, baik yang di sini maupun yang ada di wilayah yang jauh, peserta ruwatan juga ada yang berasal dari luar negeri tapi untuk yang di tempat ini pesertanya ada 78 orang,” jelas Ki Susena Aji.
Dalam memasuki bulan suro ini Ki Susena Aji berpesan bagi orang yang lahir pada hari Minggu, Senin dan Selasa dengan pasaran kliwon, legi dan pahing agar berhati-hati karena akan menemui banyak masalah.
Baca Juga : Dumadining Kalurahan Gedangrejo ke 108, Upaya Pelestarian Budaya Lokal
“Untuk yang lahir pada Minggu kliwon, Minggu legi, Minggu pahing, Senin legi, Senin pahing, Senin kliwon dan juga orang dengan kelahiran Selasa kliwon, Selasa pahing dan Selasa legi untuk 1 tahun ke depan harus berhati-hati apa lagi memasuki bulan juni karena akan mendapatkan banyak masalah dalam kehidupannya,” kata Ki Susena Aji.
Kendati demikian Ki Susena Aji lebih lanjut mengatakan seberat apa pun permasalahan kehidupan bila seorang telah di ruwat akan menemui kemudahan.
“Ini tentang Condro Warso bukan kelenik ya, tapi ini berdasarkan pengamatan dan perhitungan cermat dari para leluhur kita, jadi harus di cermati dan ini yang di ruwat ini adalah orang-orang yang lahir pada hari yang saya sebutkan tadi,” terang Ki Susena Aji.