Opinijogja.com – Dhor Jolodoro merupakan paguyuban kesenian Jathilan rakyat Dukuh Cupuwatu I, Kalurahan Purwomartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Paguyuban tersebut mengadakan pertunjukan yang diselenggarakan pada Sabtu (3/2).
Kegiatan berkesenian Dhor Jolodoro bertujuan untuk menghidupi seni budaya yang kian hari kian meredup. Upaya ini diejawantahkan dengan menampilkan beberapa pertunjukan sebagai berikut:
-Jolodo Kids
-Rampak Barong
-Srikandi Jolodoro
-Jolodoro Mudho, dan
-Rampak Gedruk.
Pertunjukan Dhor Jolodoro disaksikan oleh sekitar 200 masyarakat yang menyambut acara tersebut dengan penuh antusias. Lapisan masyarakat dari kaum muda hingga sepuh, dari anak-anak hingga simbah-simbah menyaksikan pertunjukan kesenian Jathilan dengan penuh suka cita.
Diiringi oleh musik gamelan khas Jawa, para seniman menari sesuai dengan irama nada. Acara Dhor Jolodoro menjadi semakin meriah dengan kedatangan seorang tokoh besar yakni Siti Hediati Soeharto, atau jamak dikenal dengan nama Titiek Soeharto, yang merupakan puteri presiden RI kedua, Soeharto.
Dalam sambutannya, Titiek Soeharto menyampaikan bahwa beliau telah lama tidak menyaksikan kesenian jathilan. Dengan adanya acara tersebut terlihat raut wajahnya menjadi penuh dengan riang gembira.
“Hari ini kita akan melihat kesenian jathilan. Saya sudah lama tidak menyaksikan kesenian jathilan. Inilah saatnya saya akan menyaksikan kembali kesenian tersebut.” Ujar Titiek dalam sambutannya.
Kesenian jathilan merupakan kesenian yang berasal dari daerah Yogyakarta dan Jawa Tengah. Di dalam event-event tertentu acara kesenian tersebut sering ditampilkan. Acara yang diselenggarakan oleh paguyuban Dhor Jolodoro, yang dihadiri oleh Titiek Soeharto tersebut, sejatinya merupakan simbol untuk kembali menggelorakan semangat berkesenian dalam masyarakat kita. Sebuah semangat untuk menjaga warisan bangsa yang telah diturunkan turun temurun.
Secercah harapan dengan diadakannya pertunjukan seni jathilan Dhor Jolodoro tentu akan muncul sebagai refleksi seni budaya bangsa untuk masa depan. Menghidupi seni budaya di tengah gempuran modernisasi adalah bentuk manifestasi karakter budaya bangsa.