Opinijogja.com,- Ribuan Jama’ah Pengajian Haul Sunan Pandanaran berkumpul di Pendopo Patembayatan yang melebar hingga mencapai Taman Parkir Makam Sunan Pandanaran pada Senin (4/3/2024).
Suasana begitu ramai dengan kehadiran jama’ah yang mengalir dalam jumlah besar. Acara ini diadakan dalam rangka memperingati Haul Agung Sunan Pandanaran yang menjadi momen yang dinantikan oleh banyak orang.
Di tengah pertemuan yang penuh khidmat, Gus Zaman Ashekal dari Gandrung Nabi mengajukan pertanyaan kepada para jama’ah, “Semua ingin disyafaati Kanjeng Nabi, semua ingin disenangi Kanjeng Nabi .”. Hal ini menjadi refleksi bagi semua peserta bahwa keinginan untuk mendekatkan diri kepada Nabi Muhammad SAW adalah hal yang didambakan oleh semua umat Islam.
Gus Zaman Ashekal menggarisbawahi pentingnya kebahagiaan dalam beribadah. Menurutnya, saat kita melantunkan sholawat, kita membangun hubungan yang lebih dekat dengan Nabi Muhammad SAW. “Terkhusus malam ini, kita ditunggu untuk bersama-sama para Kyai dan Para Habaib. Maka malam ini benar-benar menjadi momen yang membahagiakan karena kita akan mendekatkan diri kepada Kanjeng Nabi Muhammad SAW melalui sholawat,” ungkapnya dengan penuh semangat.
Acara Haul Sunan Pandanaran dimulai dengan Dzikir Tahlil oleh Ustadz Ahmad Muslih, diikuti oleh pembacaan manaqib Sunan Pandanaran oleh Gus Tino Suharjo dan pembacaan Maulid Nabi oleh Habib Mashud Alwi Al Hasny Al Hasani, Rois Syuriah MWC NU Bayat dan Gus Zaman Ashekal. Para peserta acara juga mengikuti Khataman Al Qur’an di Masjid Kagungan Dalem Sunan Pandanaran “Golo”, yang dihadiri oleh para Kyai, Habib, santri-santri dari Pondok Pesantren NU di Bayat, serta para jama’ah yang hadir.
Setelah acara dzikir dan pembacaan kitab suci Al Qur’an, para jama’ah juga mengunjungi Makam Sunan Pandanaran untuk berziarah. Momen ziarah ini menjadi kesempatan bagi mereka untuk memperoleh berkah dan mendapatkan keberkahan dari Sunan Pandanaran.
Keseluruhan acara Haul Sunan Pandanaran ini tidak hanya menjadi ajang peringatan dan penghormatan terhadap salah satu tokoh sufi terkemuka di Indonesia, tetapi juga merupakan wujud nyata dari kebersamaan umat Islam dalam merayakan keberkahan dan kebijaksanaan yang ditinggalkan oleh Sunan Pandanaran. Dengan semangat yang tinggi dan rasa syukur yang mendalam, jama’ah Pengajian Haul Sunan Pandanaran mengakhiri perjumpaan mereka dengan harapan akan terus menjaga hubungan yang erat dengan Nabi Muhammad SAW melalui ibadah dan pengabdian yang tulus.