Opinijogja.com, – Ketum Ikatan Keluarga Gunungkidul (IKG) Drs Edy Sukirman mengingatkan kembali agar masyarakat Gunungkidul yang ada di kampung halaman tak perlu lagi merantau.
Sama seperti Bupati Gunungkidul, Kali ini Edy Sukirman mengingatkan kembali kepada masyarakat Gunungkidul agar tidak meninggalkan Gunungkidul untuk mencari nafkah di Jakarta.
Ketum IKG beranggapan sejak lama potensi Kabupaten Gunungkidul sangat melimpah sehingga memerlukan sumberdaya manusia yang tidak sedikit.
Baca Juga : Usai Lebaran, Bupati Gunungkidul Himbau Warganya Tidak Merantau Ke Jakarta
“Sebelum Bupati mengatakan itu saya sudah mengatakannya lima tahun lalu sebelum beliau menjabat Bupati, kepada anda juga kan. Pada saat itu saya menghimbau kepada masyarakat Gunungkidul agar tidak mengikuti jejak kami yang telah terlanjur mencari nafkah di Jakarta. Dan hari ini saya mengingatkan kembali kepada masyarakat Gunungkidul untuk tidak mengikuti jejak kami, dan juga saya menyerukan itu kepada anggota IKG agar tidak membawa saudaranya untuk merantau ke Jakarta, bila belum ada kepastian akan pekerjaan yang layak,” kata Ketum IKG Edy Sukirman kepada Opinijogja.com, saat menghadiri acara halalbihalal dan hari jadi IKAKES di Kapanewon Semanu. Senin, (24/4/2023).
Edy menambahkan apa yang saat ini diraihnya tidak semata-mata mudah dalam mendapatkannya, perlu perjuangan.
“Jangan melihat kami para perantau ini hari ini, kami memiliki kisah pahit dan melalui jalan yang tidak mudah untuk meraih apa yang kami miliki hari ini, jadi kalo anda bisa sukses di tanah kelahiran kenapa harus merantau seperti kami,” tambah Edy Sukirman.
Edy mengungkapkan saat ini Kabupaten Gunungkidul yang dahulu terkenal dengan Kabupaten yang tandus dan keterbelakangan, saat ini sudah berubah 180 derajat, di mana sektor alam dengan hamparan garis pantai sepanjang 72 kilometer mampu menjadi daya tarik pariwisata dan dari pariwisata mampu menjadi daya ungkit perekonomian masyarakat.
Baca Juga : Laksanakan Shalat Idul Fitri Bersama Warga Masyarakat, Ini Pesan Wabup Gunungkidul Heri Susanto
“Karena kita punya pantai dan budaya sebagai kearifan lokal maka kita harus bisa melihat peluang bisnis yang ada, bisnis pariwisata kan bukan hanya restoran dan hotel saja, banyak turunannya. Dari sini lah kita di tuntut untuk kreatif dan inovatif,” sambungnya.
Edy menegaskan hal paling terpenting adalah bagaimana masyarakat beserta pemerintah bisa mengelola apa yang telah di miliki Gunungkidul untuk kemakmuran masyarakat Gunungkidul, pentingnya pembukaan lapangan kerja otomatis akan menurunkan jumlah pengangguran di Kabupaten Gunungkidul. Sehingga pendapatan dan perputaran ekonomi akan mempengaruhi tingkat intelegensi masyarakat Gunungkidul.
Baca Juga : Terminal Semin Berangkatkan Ratusan Penumpang Arus Balik
“Ekonomi dengan pendidikan itu ibarat dua sisi mata uang, jadi jangan di pisah. bila ekonomi nya mapan maka bisa sekolah dan dengan sekolah dan pendidikan tinggi maka kita memiliki intelegensi, inovasi dan daya kreativitas yang mumpuni, sehingga mampu menciptakan atau membuat kreativitas dalam bidang ekonomi yang akan menyejahterakan,” jelas Edy.
Edy menilai dengan adanya pandemi Covid-19 pada waktu lalu haruslah menjadi titik balik dan bahan refleksi pemerintah dan masyarakat Gunungkidul dalam memajukan pembangunan di Kabupaten Gunungkidul.
“Pandemi Covid-19 kemarin kan seharusnya bisa kita jadikan pelajaran sebagai titik balik, pandemi kemarin juga sebagai seleksi alam yang mana yang tidak mapan akan tergerus karena keadaan, dan banyak juga anak-anak kita yang merantau ke Jakarta dengan adanya pandemi pulang kampung malah menjadi influence atau bisa membuat sesuatu yang baru di kampung halamannya,” imbuhnya.