Opinijogja.com, (Gunungkidul – Semin) – Pemerintah Kalurahan Candirejo akhirnya memiliki ambulance untuk kondisi kedaruratan di wilayahnya dari anggaran dana desa. Mengingat kondisi wilayah Kalurahan Candirejo yang berbukit dan menjadi wilayah rawan bencana tanah longsor.
Agus Supriadi lurah Kalurahan Candirejo, Kapanewon Semin, Kabupaten Gunungkidul menganggarkan pengadaan ambulance melalui dana desa, setelah beberapa kali mencari donasi dari beberapa kalangan.
“Kita sudah coba untuk meminta kepada instansi dan individu terkait dengan ambulance desa, namun karena hingga saat ini terlalu banyak kepentingan akhirnya dengan pertimbangan dan diskusi panjang kami menganggarkan dari dana desa untuk terwujudnya ambulance desa di Kalurahan Candirejo ini,” kata Lurah Kalurahan Candirejo, Agus Supriadi kepada Opinijogja.com, pada Sabtu, (3/2/2023).
Adapun penyerahan ambulance desa kalurahan Candirejo sendiri telah dilaksanakan pada Senin, (27/2/2023) yang lalu, dari penyedia ambulance desa dalam hal ini CV Prasarana Jaya Persada kepada pemerintah Kalurahan Candirejo yang disaksikan oleh Panewu Anom Kapanewon Semin Kawit Raharjanta.
Baca juga : Terdampak Tanah Longsor di Tegalrejo, Jalan Mertelu-Tegalrejo Masih Terputus
Pengadaan ambulance desa yang di ambilkan dari anggaran keadaan darurat dana desa sebesar 250 juta ini pengadaannya di lakukan dengan cara lelang antara CV Prasarana Jaya Persada dengan CV IGG Mobilindo. Dan dalam lelang tersebut dimenangkan oleh CV Prasarana Jaya Persada dengan selisih harga 3 juta.
Untuk ambulance desa ini sendiri, rencana akan melayani warga masyarakat di Kalurahan Candirejo yang sebanyak 9000 jiwa.
Adapun untuk biaya operasional pemerintah Kalurahan Candirejo akan menganggarkan dari dana desa setiap tahunnya minimal 5 juta.
Sekertaris Kalurahan Candirejo Nur menjelaskan selama ini pemerintah Kalurahan Candirejo untuk kebutuhan ambulance untuk warga meminjam dari partai politik dan organisasi sosial kemasyarakatan.
Baca juga : Tanah Longsor di Tegalrejo Gedangsari Putus Akses Jalan 5 Padukuhan
Nur juga menceritakan pada saat pandemi melanda kesulitan dalam mencari pinjaman ambulance, sehingga ia menuturkan seorang warga harus di antar dengan odong-odong ke rumah sakit karena kesulitan mendapatkan pinjaman ambulance.
“Wilayah kami ini wilayah perbatasan dan dikelilingi oleh bukit, sehingga menjadi wilayah yang rawan bencana, apa lagi pada waktu kemarin dua warga kami tewas tertimpa material longsor, sehingga kami pemerintah Kalurahan Candirejo merasa perlu untuk mengganggarkan tersedianya ambulance desa ini, dan nantinya untuk operasional ambulance sendiri akan kami anggarkan dari dana desa juga, ya minima 5 juta setahunnya,” jelas Carik Candirejo.
Lebih lanjut Nur mengatakan pihaknya telah melakukan konsultasi dengan inspektorat dan kesimpulannya kami harus membeli baru bukan barang habis pakai.
Baca juga : Butuhkan Batuan, Panewu Girisubo Temui Bocah Penderita Epilepsi Akut
“Untuk ambulance ini kami terus berupaya, bahkan kami tadinya mau membeli ambulance second (habis pakai) namun setelah kami berkonsultasi dengan inspektorat malah harus beli yang baru, ya akhirnya kami menganggarkan dari dana desa ini,” jelas Nur.
Di tanyakan terkait relokasi korban tanah longsor di Padukuhan Mblembem, Carik Candirejo mengatakan Dinas pekerjaan umum sedang mencarikan dan melakukan survey untuk relokasi korban longsor.