Opinijogja.com, – Sumberejo bershalawat yang di gelar pemerintah Kalurahan Sumberejo mampu menyatukan seluruh kelompok umat Muslim yang ada di Kalurahan Sumberejo, bahkan Kapanewon Semin.
Terlihat tokoh-tokoh lintas kelompok umat Muslim seperti Majelis tafsir Al Quran (MTA), Muhammadiyah, Lembaga Dakwah Islamiah Indonesia (LDII) ikut serta dalam mengagungkan nama Allah dan Rasulullah Muhammad yang di pimpin oleh Wahid Syarifuddin Ahmad M.Hi (Gus Wahid) di lapangan Padukuhan Banaran, Kalurahan Sumberejo. Sabtu (9/9/203) malam.
Tak hanya itu Sumberejo bershalawat ini juga di hadiri oleh Panewu Semin Haryanto SE, Kepala KUA Kapanewon Semin, Lurah Kalurahan Sumberejo Sudirman dan juga Kepala Badan Kepegawaian, Pendidikan, dan Pelatihan Daerah Kabupaten Gunungkidul Iskandar SIP, MPA yang mewakili Bupati Gunungkidul H Sunaryanta yang berhalangan hadir.
Baca Juga : Festival Hadroh, Ajang Kreativitas Anak Muda Kalurahan Sumberejo
Usai memimpin kegiatan Sumberejo bershalawat Wahid Syarifuddin Ahmad M.Hi atau yang lebih akrab di sapa Gus Wahid mengatakan bahwa perbedaan adalah anugrah dari Allah tuhan pencipta alam Semesta, sehingga manusia dan semua ciptaan Allah ini harus bisa hidup berdampingan dan menciptakan harmonisasi dalam kehidupan untuk kehidupan yang lebih baik.

“Janganlah melulu kita melihat perbedaan, karena kalo kita melihat perbedaan ya jelas berbeda, dan yang namanya perbedaan itu tidak harus bermusuhan dan dengan perbedaan tidak bisa disatukan, semua bisa di satukan, NU dengan MTA wajib beda, MTA dengan LDII wajib beda. Tapi dengan perbedaan ini bagaimana menjadi selaras dan harmonis, jangan perbedaan menjadi hal yang memisahkan kita, perbedaan itu nikmat,” kata Gus Wahid.
Baca Juga : PB PMII Dukung Cak Imin, Kader Jogja: PMII Yes, Cak Imin No
“Kalo tadi kita mengagungkan asma Allah dan Rasulullah dengan iringan rebana atau Hadroh, dan rebana itu dimainkan banyak orang, ada yang memukul 1 kali, 2 kali sehingga tercipta lah harmoni, seperti gamelan juga ada kenong, ada saron ada gong semua menciptakan harmoni sehingga enak di dengar. Jadi sama dengan kehidupan kita ada MTA, LDII, ada Nahdlatul Ulama semua tujuan nya sama untuk berbakti kepada Allah sehingga dengan Sumberejo bershalawat ini kita mampu mempersatukan semua kelompok dan semua golongan seperti Indonesia ini,” kata Gus Wahid kepada Opinijogja.com, Sabtu malam (9/9/2023).
Gus Wahid berharap dengan seringnya digelar kegiatan bershalawat mampu menjadikan Kabupaten Gunungkidul, Kabupaten bershalawat yang selalu mengagungkan nama Allah dan Rasulullah.
“Saya berharap Gunungkidul ini menjadi kota atau Kabupaten bershalawat, yang mana siapa pun yang meneladani akhlak Rasulullah pasti semua berkah, pasti semua nikmat, karena Rasulullah ini suri tauladan bagi seluruh umat manusia,” harapnya.
Gus Wahid menambahkan kasih sayang Allah dan Rasullullah itu bukan hanya untuk orang Islam saja namun juga untuk semua umat manusia, rahmatan Lil alamin.
Ia menambahkan agar Kalurahan-kalurahan yang ada di semin dan juga yang ada di Kabupaten Gunungkidul bisa mencontoh apa yang telah dilakukan oleh Kalurahan Sumberejo.
“Shalawat bukan hanya milik Nahdlatul Ulama, shalawat bukan hanya milik Muhammadiyah. Tapi shalawat milik semua kalangan untuk seluruh umat manusia di seluruh dunia ini, insyaallah dengan shalawat uripe nikmat, dengan bershalawat rejekine lancar,” imbuhnya.

Dalam kegiatan Sumberejo bershalawat ini tak hanya menghadirkan tokoh lintas kelompok umat muslim yang ada di Semin saja namun juga mengumumkan pemenang Festival Hadroh yang menjadi rangkaian acara Sumberejo bershalawat yang telah di gelar pada siang harinya.